Selasa, 11 Januari 2011

1 Team Dengan Sejuta Sifat

Selama masa sekolah dulu, gw paling males dan benci kalau sekelompok dengan orang yang menurut gw sulit diajak kerja sama. Kriteria yang bikin gw marah semacam pemalas, tidak tanggung jawab, egois dan semena-mena. Hal begini yang membuat gw memilih kerja sendiri daripada kerja kelompok. Apalagi kalau kelompoknya dipilihin sama guru lalu dapat keberuntungan sekelompok dengan manusia yang memiliki ciri-ciri diatas tadi. Beneran bikin geregetan.

Selama 3 bulan kemarin, saya mempunyai sebuah kelompok yang berisi teman seperjuangan yang tidak bisa saya pilih anggotanya dan belum saya kenal baik ketika bertemu. Gw enggak punya pilihan untuk milih orang yang tidak sesuai kriteria diataspun akhirnya menerima. Bukan karena awalnya ga terima punya kelompok kayak gitu, tetapi lucu aja kalau dipikir lagi. Kita bisa dengan cepatnya akrab walau kadang ada yang kesel satu sama lain.

Siapa saja manusia dalam kelompok itu?

Dimas Aditya
Danton dalam kelompok atau ketua kelompok istilah gampangnya. Sebagai ketua kelompok, gw respect sama dia tetapi kadang ini anak suka minta di kepret kalau lagi semena-mena. Beneran deh rasanya pengen kepret dia. Walau begitu dia selalu bantuin gw kalau latfis mengingat penyakit yang bersarang di tubuh gw. Oh yeah dia paling gaul diantara anggota yang lain. Dia anak perantauan dari Bandung. Jadi kita menjalankan simbiosis mutualisme. Dia gw kasih cemilan dan makanan, dia bantu gw pas latfis.

Bernadine Widyanti
Manusia yang paling semangat, pantang menyerah dan memiliki nafsu makan tinggi. Pertama kenal sih, gw kira alim tetapi ternyata oh ternyata gw menyesal bilang dia alim. Kalau sudah bertemu dipastikan gw dan dia menggila ngakak guling-guling ngelawak melulu. Apapun dijadiin lawakan. Bagi yang merasa kurang nafsu makan, sering-sering nangkring sama dia. Dijamin nafsu makan akan meningkat karena kalo lagi ama dia, mulut tak akan berhenti mengunyah. Percaya deh, ini udah terjadi sama gw.

Tania Nunes
Ini sih udah kenal dari Playgroup. Jadilah kami dipanggil kembar dempet, upin-ipin, asterix-obelix atau apapunlah yang menyangkut kembar. Dulu sih alim, sekarang dah jadi gila juga. Kami menghadapi serpak terjang dilarang orang tua ikut UKM ini bersama. Bener-bener paling senasib sepenanggungan.

Caraka Maning
Ini dia anggota yang paling sulit dihubungi dalam keadaan genting maupun tidak. Untuk urusan lari dan naik turun tangga cepetnya sih gila-gilaan. Sungguh terbalik dengan gw. Hampir ga berangkat diklap 1 tetapi akhirnya jadi anggota muda juga.

Jessica Kristanty
Angkatan 2009. Menurut gw dia anggota yang paling keibuan, yang dewasa. Gw sering cerita-cerita ma dia. Mundur ketika di tengah-tengah diklat. Pas dia keluar entah kenapa paling berasa jadi sepi.

Danur, Alvin, Otto
Ga banyak yang bisa gw ceritakan tentang mereka bertiga karena ada yang dari awal hilang entah kemana, mundur ketika awal pertemuan diklat, mundur di diklat pas masih awal-awal gitu. Bagaimanapun mereka tercatat jadi kelompok ini.

Walaupun akhirnya yang jadi anggota adalah Dimas, Adine, Tania, Caraka, gw bener-bener ngerasa beruntung bisa dan pernah sekelompok sama mereka. Mereka memberi gw banyak pelajaran hidup secara ga langsung dan yang pasti sekarang kita jadi lebih akrab.
Terima kasih teman-teman.

Sebuah Pemikiran Kecil

Ketika saya sedang terdiam sendiri, saya kembali berpikir.
"Kenapa ya gw waktu itu sakit ampe ga boleh ikut diklap? Kenapa juga kaki gw bengkak sebelom pergi?"
Itu salah satunya karena hal itu yang kadang masih terngiang-ngiang di otak saya.

Setelah beberapa saat, entah mengapa saya berpikir lagi.
"Mmm, mungkin Tuhan 'bikin' kaki gw bengkak biar gw ga ikut diklap karena Tuhan pasti lebih tahu seberapa mampu gw untuk ikut diklap yang ga main-main ini. Yang nguras fisik, nguras tenaga dan capek banget. Tuhan tau gw sering sesek nafas dan pening kalo kecapean pasti Dia ga mau gw sesek nafas dan pening lebih parah lagi dibandingkan pas gw latfis."

Sebenernya itu hanya sebuah pikiran dari saya yang membuat saya lebih tenang dan tidak menyerah. Mungkin bagi orang lain itu hanya kesimpulan biasa. TIdak hanya untuk soal diklap kemarin, tetapi juga hal lainnya. Untuk saya, kata-kata atau alasan itu membuat saya lebih tenang dan semangat untuk mengerjakan tugas lain. Saya percaya kalau memang tempat saya ada di UKM itu, pasti Tuhan akan kasih jalan. Entah lebih cepat atau lama, entah lebih sulit atau mudah. Saya yakin Tuhan akan memberikan jalan itu sesuai kemampuan saya karena Ia tidak akan memberi cobaan lebih dari yang manusia mampu.

cheers,
Adeline